Wednesday, August 27, 2008

l e l a h

Suatu hari gw bdiri d satu ruang dlm idup gw. Gada ekspektasi apa-apa, gada kmarahan, gada ksedihan, sgala ssuatu kliatan sangat sederhana. Ruang itu bikin gw ngrasa nyaman dengan sgala ke-ada-an dan ke-tiada-annya.
Keajaiban yg terjadi stiap kli bikin ruang gw brubah warna. Ada biru - warna ksukaan gw, merah, hijau, kuning, hitam putih, bahkan abuabu. Kesederhanaan kadang jd ssuatu yg sangat mahal, mewah, sulit dijangkau.
Klo langit biru sering kli d hiasi pelangi stelah hujan...ruang gw sering kli penuh dengan diam stelah hujan berlalu. Diam yg tenang dan membawa kdamaian, ataupun diam yg dingin dan mencekam.
Pernah suatu kli, ruang itu brubah fungsi jd panggung perlombaan. Stiap sisi dan sudut ruang berlomba2 unjuk kbolehan, bernyanyi, menari, tertawa, menangis, menjerit. Tp satu sudut gelap itu kliatan ga peduli dengan sgala kemeriahan yg terjadi. Sudut gelap itu hanya diam, menatap nanar dan semakin lelap. Berharap tirai panggung sgera turun, merindu diam stelah hujan.
Sayangnya kli ini hujan ga d tutup dengan diam, karna smua sisi dan sudut sedang berpesta pora. Ksederhanaan menjadi hilang arti dan makna.
Gemuruh petir dan nyala kilat membuat sisi dan sudut smakin liar tak terkendali. Bergerak meliuk, menggeliat, menggila. Smua warna berbaur, tercampur tanpa aturan. Gada lg biru ato abuabu ato putih... Kesederhanaan pun hilang... Ruang gw brubah arti, walau masih penuh tanya akan makna.
Sudut gelap brusaha lelap, siasia.
Sudut gelap brusaha bangkit, ... HENTIKAAAANNNN !!!!! aku lelah...
Kmudian diam yg dingin dan mencekam pun datang kembali. Berharap akan warna, dan ksederhanaan. Gada ksedihan, gada kmarahan, hanya kosong... dan diam.

This is it...

Perhaps this is it
The day where everything come to an end
Sure as hell this is not gonna be easy
And sure as hell this is the best thing to do
Been thru this before
Do ensure there will be no repetition this time

Monday, August 25, 2008

Munafik..

Ada yg punya terjemahan yg paling bagus buat kata "munafik" ga ya?
Sbenernya munafik itu kya apa sih?

Klo gw pilih untuk ga ngomong yg sbenernya karena klo gw jujur smua akan trasa lbh nyakitin, apakah itu munafik?
Klo gw pilih untuk nghindarin knyataan yg ada biar gw ttp baik2 aja, apakah itu munafik?
Klo gw pilih untuk realistis nyikapin smua yg ada, apakah itu munafik?

Rasanya ga perlu ngoceh panjang lebar soal smua rasa yg gw punya, karena saat ini smua itu gada gunanya. Sgala rasa itu ga bikin idup gw lbh baik, seringkli malah bikin gw ngrasa bsalah.

Jd, gw munafik?...

Poker Player

The cards are spread open
For eyes to see
No secret held
Raise the bet, or take the offer

...as I have

Sunday, August 10, 2008

Liar

Eyes don't lie dear...

Tuesday, August 5, 2008

T E R S E R A H

Lagi2 Glenn Fredly emang juara, lagu2nya sakti bgt!
Jd theme song idup gw skarang ini, terserah aja smuanya mo kya gmana, yg penting gw akan ttp usaha nglakuin yg tbaik yg gw bisa... sisanya? As Glenn Fredly said, TERSERAH...

...
Terserah kali ini
Sungguh aku takkan peduli
Ku tak sanggup lagi
Jalani cinta denganmu
Biarkan ku sendiri
Tanpa bayang2mu lagi
Ku tak sanggup lagi
Mulai kini semua terserah
...

Monday, August 4, 2008

Tompel Sayang...

Malem ini aku kangen kmu Na...
Smoga kmu baik2 aja d sana
Jgn kuatir ya, aku pasti akan baik2 aja
Sgala ssuatunya lg serba ga enak skarang ini
Tp pasti ada jln kluar yg seru, yg baik buat aku dan smuanya

Rasanya ga mungkin ya buat minta kmu untuk jgn jauh2 dr idup aku...

Tapi,
........................

Malem ini aku kangen kmu Na, lagi2 kangen kmu...

Suatu hri d stasiun kreta

Lengkingan peluit bersiul lantang
Menghentak sadar
Waktunya tlah tiba
Tatapan terhalang pintu kaca kereta yg tertutup
Jemari tak bisa lagi bertaut
Perlahan kereta bergerak menjauh
Seiring langkah kaki yg coba mengimbangi
Deru napas semakin menderu
Coba menggapai, mengejar…
Sampai habis peron stasiun
Berdiri terpaku sampai kereta hilang dari pandangan
Kemudian sepi

Lengkingan peluit bersiul lantang
Menghentak sadar
Waktunya tlah tiba
Pijakan d lantai besi terasa gamang
Tatapan semakin buram oleh air bening yg tergenang
Kereta bergerak perlahan
Berbalik langkahku tergesa
Terus dan terus, sampai ke akhir gerbong
Kaca terasa dingin d telapak tangan
Sosokmu semakin bias d pelupuk mata
Hilang, bersama air bening yg mengalir deras
Kemudian diam