Suatu hari gw bdiri d satu ruang dlm idup gw. Gada ekspektasi apa-apa, gada kmarahan, gada ksedihan, sgala ssuatu kliatan sangat sederhana. Ruang itu bikin gw ngrasa nyaman dengan sgala ke-ada-an dan ke-tiada-annya.
Keajaiban yg terjadi stiap kli bikin ruang gw brubah warna. Ada biru - warna ksukaan gw, merah, hijau, kuning, hitam putih, bahkan abuabu. Kesederhanaan kadang jd ssuatu yg sangat mahal, mewah, sulit dijangkau.
Klo langit biru sering kli d hiasi pelangi stelah hujan...ruang gw sering kli penuh dengan diam stelah hujan berlalu. Diam yg tenang dan membawa kdamaian, ataupun diam yg dingin dan mencekam.
Pernah suatu kli, ruang itu brubah fungsi jd panggung perlombaan. Stiap sisi dan sudut ruang berlomba2 unjuk kbolehan, bernyanyi, menari, tertawa, menangis, menjerit. Tp satu sudut gelap itu kliatan ga peduli dengan sgala kemeriahan yg terjadi. Sudut gelap itu hanya diam, menatap nanar dan semakin lelap. Berharap tirai panggung sgera turun, merindu diam stelah hujan.
Sayangnya kli ini hujan ga d tutup dengan diam, karna smua sisi dan sudut sedang berpesta pora. Ksederhanaan menjadi hilang arti dan makna.
Gemuruh petir dan nyala kilat membuat sisi dan sudut smakin liar tak terkendali. Bergerak meliuk, menggeliat, menggila. Smua warna berbaur, tercampur tanpa aturan. Gada lg biru ato abuabu ato putih... Kesederhanaan pun hilang... Ruang gw brubah arti, walau masih penuh tanya akan makna.
Sudut gelap brusaha lelap, siasia.
Sudut gelap brusaha bangkit, ... HENTIKAAAANNNN !!!!! aku lelah...
Kmudian diam yg dingin dan mencekam pun datang kembali. Berharap akan warna, dan ksederhanaan. Gada ksedihan, gada kmarahan, hanya kosong... dan diam.
No comments:
Post a Comment