Seorang kawan lama muncul lagi dalam kehidupanku, belum berupa sebuah pertemuan antara dua raga manusia tetapi cukup membangkitkan beberapa ingatan tentang hal yang kami bagi dan jalani bersama. Mungkin tidak banyak, dan tertimbun oleh kenangan lain sehingga kenangan itu diam teronggok, berdebu di sudut ingatan.
Ada sesal saat melihat ke belakang, pada kesalahan dan kealpaan dari jiwa muda yang penuh emosi dan ego. Kesombongan kekerashatian egoisme bahkan ketidakpedulian muncul bertubi2 dalam setiap langkah. Arogan kah, atau kerapuhan yang terselubung sebuah arogansi... Mungkin kata2 itu yang sebenarnya hadir mendominasi sebuah masa lalu dalam hidupku.
Kemudian muncul sebuah tanya; apakah episode itu telah tuntas?
Dan sebuah jawaban retorika; apakah awal telah hadir untuk kemudian tuntas?
Hati kecilku menyelusup melipir melalui lorong2 gelap dalam kalbu, mencari jawab atas keduanya. Tertegun ku dihadapan sebuah kilatan ingatan tentang kita. Ku ulurkan tangan gemetarku, ya.. ada kamu disana.
Ada kamu dalam beberapa titik hilang arahku, ada kamu dalam diskusi panjangku tentang hidup, ada kamu dengan cerita petualanganmu... Ada kamu disitu, walau ku sibuk berceloteh dan tertawa riang dengan mereka yang bukan kamu. Beberapa coretan tanganmu masih tersimpan rapi dalam buku2 milikku.
Lalu, apakah itu adalah sebuah awal yang kemudian tak tuntas?
Biarkan hidup berjalan dengan segala tanya yang tak terjawab...
Biarkan hidup terisi misteri yang terabaikan...
Kamu pernah hadir, dan terima kasih telah menemukanku kembali...