Harta dan kuasa seringkali duduk manis berdampingan
Menyesakkan
Menyebalkan
Seringkali para prajurit bersimbah peluh dan darah
Berjuang sampai habis nafas, terluka
Untuk kemudian apa?
Hanya untuk memuaskan dahaga mereka para penguasa?
Hanya untuk penyematan sebuah bintang tanda jasa di bahu kiri yang tanpa lengan?
Sungguh,
Apakah pion hadir untuk menunjukkan kuasamu?
Penuh tanya kepalaku,
Berlomba dengan tanya hatiku
Kalau pandai,
Kenapa mempersulit?
Persetan dengan segala skenario!
Duduk dan diskusi,
Bukan tidak hadir dan menyusun rencana
Hanya pengecut,
Yang diam sembunyi di atas peperangan, darah, airmata dan buahpikir
Pengecut!
L I F E is a wonder, a place full of surprises and magic... Count your blessing and be thankful
Monday, January 31, 2011
Friday, January 28, 2011
Pilihan
Hidup selalu memberi pilihan.
Seringnya manusia lupa bahwa pergi pun adalah pilihan.
Karena diam selalunya adalah sama dengan menerima.
Dan kekuasaan bukan cinta.
If you do them right, they will mostly stay.
Kebahagiaan datang dari hati, hati kita sendiri.
Bukan dari mereka.
And I am wishing you nothing but happiness.
Be strong.
Am holding your hands and crossing my fingers.
Take care you.
Seringnya manusia lupa bahwa pergi pun adalah pilihan.
Karena diam selalunya adalah sama dengan menerima.
Dan kekuasaan bukan cinta.
If you do them right, they will mostly stay.
Kebahagiaan datang dari hati, hati kita sendiri.
Bukan dari mereka.
And I am wishing you nothing but happiness.
Be strong.
Am holding your hands and crossing my fingers.
Take care you.
gerimis
merindu
diantara gerimis yang hadir satusatu
kamu
diantara kata yang berhamburan
senyum,
kamu,
rindu,
kunikmati semua
indah
bahagia
diantara gerimis yang hadir satusatu
kamu
diantara kata yang berhamburan
senyum,
kamu,
rindu,
kunikmati semua
indah
bahagia
Thursday, January 27, 2011
senja
kamu menjelma
pada senja
pada wajah menanti pulang
pun pada punggung berlalu
mengerjap
diam bergeming
pada senja
pada wajah menanti pulang
pun pada punggung berlalu
mengerjap
diam bergeming
Wednesday, January 26, 2011
n.e.r.u.d.a
Clenched Soul
We have lost even this twilight.
No one saw us this evening hand in
while the blue night dropped on the world.
I have seen from my window
the fiesta of sunset in the distant mountain tops.
Sometimes a piece of sun
burned like a coin in my hand.
I remembered you with my soul clenched
in that sadness of mine that you know.
Where were you then?
Who else was there?
Saying what?
Why will the whole of love come on me suddenly
when I am sad and feel you are far away?
The book fell that always closed at twilight
and my blue sweater rolled like a hurt dog at my feet.
Always, always you recede through the evenings
toward the twilight erasing statues.
Pablo Neruda (1904 – 1973)
We have lost even this twilight.
No one saw us this evening hand in
while the blue night dropped on the world.
I have seen from my window
the fiesta of sunset in the distant mountain tops.
Sometimes a piece of sun
burned like a coin in my hand.
I remembered you with my soul clenched
in that sadness of mine that you know.
Where were you then?
Who else was there?
Saying what?
Why will the whole of love come on me suddenly
when I am sad and feel you are far away?
The book fell that always closed at twilight
and my blue sweater rolled like a hurt dog at my feet.
Always, always you recede through the evenings
toward the twilight erasing statues.
Pablo Neruda (1904 – 1973)
Tuesday, January 25, 2011
Inginku jadi pelaut
Inginku menjadi pelaut,
Pergi kemana angin meniup layarku
Berdiam dalam ayunan ombak
Berpegang pada arah matahari dan jejak bintang
Inginku menjadi pelaut,
Jatuh cinta pada hadir waktu dini dan senja
Singgah di pantai landai tak berpenghuni
Tidur beralas butiran pasir
Kemudian bila rindu datang
Kan ku hanyutkan pesan dalam botol biru
Kepada bumi, kepada rumah, kepada cinta
Kepada kamu, yang hadir berganti
Dengar,
Laut memanggil
Buih ombak membuncah mengundang
Wahai bintang,
Gemerlaplah malam ini
Biar langkahku menemanimu
Bersama samudra, kembali melaut...
...ransel itu sudah terlalu lama diam tak tersentuh...
Pergi kemana angin meniup layarku
Berdiam dalam ayunan ombak
Berpegang pada arah matahari dan jejak bintang
Inginku menjadi pelaut,
Jatuh cinta pada hadir waktu dini dan senja
Singgah di pantai landai tak berpenghuni
Tidur beralas butiran pasir
Kemudian bila rindu datang
Kan ku hanyutkan pesan dalam botol biru
Kepada bumi, kepada rumah, kepada cinta
Kepada kamu, yang hadir berganti
Dengar,
Laut memanggil
Buih ombak membuncah mengundang
Wahai bintang,
Gemerlaplah malam ini
Biar langkahku menemanimu
Bersama samudra, kembali melaut...
...ransel itu sudah terlalu lama diam tak tersentuh...
Friday, January 21, 2011
Hujan, dan pantai
Hari itu kita singgah di pulau kecil
Berpenghuni sepasang suami istri sederhana
Ditemani seekor kucing manja
Hari yang sempurna
Langit biru, laut biru jernih
Bersama penghuni laut yang indah jelita
Dan kemudian angin seolah berbalik arah
Menghalau rasa, mungkin
Meyakinkan firasat yang merayap tak teraba
Ombak pun bergulung
Angin bertiup kencang, langit berubah kelabu
Titik hujan menghujam tajam, deras dan beruntun
Kamu, disana
Ada dan menjaga
Pada satu waktu
Selalunya waktu takkan kekal
Berpenghuni sepasang suami istri sederhana
Ditemani seekor kucing manja
Hari yang sempurna
Langit biru, laut biru jernih
Bersama penghuni laut yang indah jelita
Dan kemudian angin seolah berbalik arah
Menghalau rasa, mungkin
Meyakinkan firasat yang merayap tak teraba
Ombak pun bergulung
Angin bertiup kencang, langit berubah kelabu
Titik hujan menghujam tajam, deras dan beruntun
Kamu, disana
Ada dan menjaga
Pada satu waktu
Selalunya waktu takkan kekal
Thursday, January 20, 2011
Ssst!
Ssst!
Diam sajalah
Kalau yang keluar dari mulutmu hanya sumpah serapah yang tidak menyelesaikan masalah
Diam sajalah
Kalau segala yang kau persembahkan hanya menambah gundah dunia
Diam sajalah
Kalau hanya kata yang mampu kau hadirkan dalam gemerlap hidup
Diam sajalah
Kalau yang keluar dari mulutmu hanya sumpah serapah yang tidak menyelesaikan masalah
Diam sajalah
Kalau segala yang kau persembahkan hanya menambah gundah dunia
Diam sajalah
Kalau hanya kata yang mampu kau hadirkan dalam gemerlap hidup
Tuhan Maha Segala
Kata berpesta pora dalam kepalaku. Pertanyaan, bantahan, pembenaran, penyangkalan, sibuk berseteru di pagi beku.
Seringkali hatiku ciut atau bahkan biru membeku melihat usaha manusia menjalani hidup. Sungguh, tidak mudah. Berdasarkan artikel di majalah NatGeo edisi January 2011, penduduk bumi akan mencapai 7milyar di akhir tahun ini. Berarti akan semakin berkurangnya lahan pertanian, akan semakin sempitnya lahan hijau dan semakin tidak seimbangnya ekosistem sumber daya alam dunia. Dapat dipastikan, akan semakin banyak mereka yang terabaikan.
Begitu banyak tayangan di media yang ditujukan untuk menggugah empati masyarakat akan kondisi sosial yang nyata ada di sekitar kita. Dan apa yang telah benar-benar kita lakukan untuk itu? Tidak banyak, seringkali hanya tetesan airmata prihatin dan sebait kata; kasihan.
Kemudian sebagian dari kita marah, pada mereka yang mengatas namakan agama untuk kelangsungan hidup. Menjual doa dalam kendaraan umum, mengharap uluran tangan mereka yang hidup berlebih. Kemudian marah pada mereka, yang dengan tangan besi menuntun para mereka dengan luka di tubuh, mereka yang tidak terlahir sempurna dan anak kecil dengan sisa airmata di pipi, untuk duduk mengemis di penjuru kota dan menjemputnya di akhir hari. Tak perlulah dulu membahas tentang penggunaan hewan untuk kebutuhan mencari nafkah. Kalau kehidupan manusia sudah cukup sejahtera, barulah kita membahas tentang makhluk hidup lain yang berada di sekitarnya.
Belakangan diberitakan bahwa pengemis telah menjadi (semacam) profesi. Pemikiran ini telah menelurkan ide kepada beberapa teman untuk selalu menyediakan roti atau biskuit dalam tas/kendaraan, dengan harapan untuk dapat sedikit membantu dengan tidak memanjakan. Seringkali saya begitu sombong dan sulit untuk menghargai dan mengasihani mereka yang berusaha mencari nafkah di ruang jalan ibukota. Tidak semua orang terlahir dengan kemampuan tertentu, tidak semua bisa menyanyi dan bermain musik, tidak semua mampu berpuisi, dan tentunya kisah hidup dengan ancaman titel seorang mantan narapidana tidaklah akan membangkitkan empati.
Setiap usaha harus dihargai, itu tidak akan saya sangkal. Usaha membawakan lagu dengan baik, usaha untuk berpuisi dengan baik, usaha untuk memainkan alat musik dengan baik. Tapi sekali lagi, maaf, saya kesulitan berempati kepada mereka yang masuk ke dalam kendaraan umum ataupun warung-warung makan dengan bermodal bas betot ataupun kencrengan, kemudian sibuk membunyikan alat musiknya dengan tidak beraturan dan tidak mendendangkan apapun.
Kehidupan di ibukota sungguh sangat keras kawan. Entah dimana beradanya hati nurani, entah dimana singgahnya rasa kasih. Seringkali, hanya sebuah kesempatan yang membedakan nasib kita dengan lainnya. Siapapun pasti bisa berbuat lebih, kalau kesempatan itu ada dan dimanfaatkan dengan baik. Dan kesempatan tidak jatuh dari langit. Tidak ada hasil tanpa usaha, tidak ada gagal tanpa usaha, tidak ada sukses tanpa kegagalan.
Berhentilah menggantungkan harapan pada segala hal yang berada di luar kuasa kita (baca: institusi dll), mulailah kembalikan satu persatu pertanyaan itu kepada diri sendiri. Tidak perlu hal besar yang luar biasa. Sederhana saja. Saya yakin setiap agama dan kepercayaan menyuarakan untuk menyisihkan sebagian harta untuk mereka yang membutuhkan. Sudahkah kita lakukan ini? Bahwa dalam setiap hak kita, ada kewajiban yang menyertainya.
Dalam salah satu bukunya yang berjudul Fifth Mountain, Paulo Coelho menuliskan sebuah percakapan antara tokoh utama cerita (lagi-lagi, saya lupa nama tokahnya)dan seorang anak yang mempertanyakan keberadaan Tuhan ketika sebuah hal buruk/tidak diinginkan terjadi. Kutipan bebasnya; "Kalau Tuhan hanya memberikan hal baik, maka Ia hanyalah Maha Baik dan bukan Maha Segalanya".
Satu dan satu, perlahan dan konsisten, maka perubahan pun nyata ada dan terjadi.
Seringkali hatiku ciut atau bahkan biru membeku melihat usaha manusia menjalani hidup. Sungguh, tidak mudah. Berdasarkan artikel di majalah NatGeo edisi January 2011, penduduk bumi akan mencapai 7milyar di akhir tahun ini. Berarti akan semakin berkurangnya lahan pertanian, akan semakin sempitnya lahan hijau dan semakin tidak seimbangnya ekosistem sumber daya alam dunia. Dapat dipastikan, akan semakin banyak mereka yang terabaikan.
Begitu banyak tayangan di media yang ditujukan untuk menggugah empati masyarakat akan kondisi sosial yang nyata ada di sekitar kita. Dan apa yang telah benar-benar kita lakukan untuk itu? Tidak banyak, seringkali hanya tetesan airmata prihatin dan sebait kata; kasihan.
Kemudian sebagian dari kita marah, pada mereka yang mengatas namakan agama untuk kelangsungan hidup. Menjual doa dalam kendaraan umum, mengharap uluran tangan mereka yang hidup berlebih. Kemudian marah pada mereka, yang dengan tangan besi menuntun para mereka dengan luka di tubuh, mereka yang tidak terlahir sempurna dan anak kecil dengan sisa airmata di pipi, untuk duduk mengemis di penjuru kota dan menjemputnya di akhir hari. Tak perlulah dulu membahas tentang penggunaan hewan untuk kebutuhan mencari nafkah. Kalau kehidupan manusia sudah cukup sejahtera, barulah kita membahas tentang makhluk hidup lain yang berada di sekitarnya.
Belakangan diberitakan bahwa pengemis telah menjadi (semacam) profesi. Pemikiran ini telah menelurkan ide kepada beberapa teman untuk selalu menyediakan roti atau biskuit dalam tas/kendaraan, dengan harapan untuk dapat sedikit membantu dengan tidak memanjakan. Seringkali saya begitu sombong dan sulit untuk menghargai dan mengasihani mereka yang berusaha mencari nafkah di ruang jalan ibukota. Tidak semua orang terlahir dengan kemampuan tertentu, tidak semua bisa menyanyi dan bermain musik, tidak semua mampu berpuisi, dan tentunya kisah hidup dengan ancaman titel seorang mantan narapidana tidaklah akan membangkitkan empati.
Setiap usaha harus dihargai, itu tidak akan saya sangkal. Usaha membawakan lagu dengan baik, usaha untuk berpuisi dengan baik, usaha untuk memainkan alat musik dengan baik. Tapi sekali lagi, maaf, saya kesulitan berempati kepada mereka yang masuk ke dalam kendaraan umum ataupun warung-warung makan dengan bermodal bas betot ataupun kencrengan, kemudian sibuk membunyikan alat musiknya dengan tidak beraturan dan tidak mendendangkan apapun.
Kehidupan di ibukota sungguh sangat keras kawan. Entah dimana beradanya hati nurani, entah dimana singgahnya rasa kasih. Seringkali, hanya sebuah kesempatan yang membedakan nasib kita dengan lainnya. Siapapun pasti bisa berbuat lebih, kalau kesempatan itu ada dan dimanfaatkan dengan baik. Dan kesempatan tidak jatuh dari langit. Tidak ada hasil tanpa usaha, tidak ada gagal tanpa usaha, tidak ada sukses tanpa kegagalan.
Berhentilah menggantungkan harapan pada segala hal yang berada di luar kuasa kita (baca: institusi dll), mulailah kembalikan satu persatu pertanyaan itu kepada diri sendiri. Tidak perlu hal besar yang luar biasa. Sederhana saja. Saya yakin setiap agama dan kepercayaan menyuarakan untuk menyisihkan sebagian harta untuk mereka yang membutuhkan. Sudahkah kita lakukan ini? Bahwa dalam setiap hak kita, ada kewajiban yang menyertainya.
Dalam salah satu bukunya yang berjudul Fifth Mountain, Paulo Coelho menuliskan sebuah percakapan antara tokoh utama cerita (lagi-lagi, saya lupa nama tokahnya)dan seorang anak yang mempertanyakan keberadaan Tuhan ketika sebuah hal buruk/tidak diinginkan terjadi. Kutipan bebasnya; "Kalau Tuhan hanya memberikan hal baik, maka Ia hanyalah Maha Baik dan bukan Maha Segalanya".
Satu dan satu, perlahan dan konsisten, maka perubahan pun nyata ada dan terjadi.
Tuesday, January 18, 2011
terbiasa
entah rindu
entah aku mulai terbiasa dengan adamu disini
hujan pagi ini
dan sekali lagi aku merindu
akan kamu yang lain
entah aku mulai terbiasa dengan adamu disini
hujan pagi ini
dan sekali lagi aku merindu
akan kamu yang lain
Wednesday, January 12, 2011
hujan dan kamu
Gemuruh hujan memenuhi ruang dengarku, dalam gelap ku raba sisi kanan sebelah kepalaku, mencari telepon genggam dan memicingkan mata berusaha melihat penunjuk waktu yang tertera. 02:43. Masih terlalu malam untuk bergegas bangun dan memulai hari. Ku tarik lagi selimut rapat dan pejamkan mata.
Ah, bukankah tadi lampu kecil itu berkedip merah?
Sekali lagi ku raih benda hitam kecil itu dan berusaha mengumpulkan nyawa yang tertinggal di alam mimpi. Kotak biru itu bergambar bintang, ada satu pesan.
Kamu :
sdh tidur sayang?
hujan deras...
Pesan diterima berjam-jam yang lalu dan tentu setelah saya terlelap. Tetapi tetap menghadirkan hangat di sekujur tubuh.
Sepertinya seluruh dunia tahu saya perempuan pencinta hujan. Tangis dan tawa seolah lebur disana, bersama tarian cinta yang dipersembahkan sepenuh jiwa.
Hujan dan kamu...
Perpaduan yang sungguh sangat indah. Sejauh apapun langkah dan hidup membawa tubuhku, hati selalunya tinggal bersama hujan. Dan tentu saja kamu. Yang hadir berganti dalam waktu dan tempat.
Ah, bukankah tadi lampu kecil itu berkedip merah?
Sekali lagi ku raih benda hitam kecil itu dan berusaha mengumpulkan nyawa yang tertinggal di alam mimpi. Kotak biru itu bergambar bintang, ada satu pesan.
Kamu :
sdh tidur sayang?
hujan deras...
Pesan diterima berjam-jam yang lalu dan tentu setelah saya terlelap. Tetapi tetap menghadirkan hangat di sekujur tubuh.
Sepertinya seluruh dunia tahu saya perempuan pencinta hujan. Tangis dan tawa seolah lebur disana, bersama tarian cinta yang dipersembahkan sepenuh jiwa.
Hujan dan kamu...
Perpaduan yang sungguh sangat indah. Sejauh apapun langkah dan hidup membawa tubuhku, hati selalunya tinggal bersama hujan. Dan tentu saja kamu. Yang hadir berganti dalam waktu dan tempat.
Tuesday, January 11, 2011
dan aku meleleh...
dan aku meleleh
bersama deretan kata penuh kejutan
menguak sebuah rasa yang tersimpan rapi
tanya kan ku simpan jauh
dan ku hirup harum adamu dalam
menyimpannya di relung hati
...
i dont remember every girl in particular way,
only special one
stand out from the crowd
...
bersama deretan kata penuh kejutan
menguak sebuah rasa yang tersimpan rapi
tanya kan ku simpan jauh
dan ku hirup harum adamu dalam
menyimpannya di relung hati
...
i dont remember every girl in particular way,
only special one
stand out from the crowd
...
Sunday, January 9, 2011
Status disana, Status disini
Merebaknya media sosial seolah merobohkan sebuah benteng privasi. Jutaan pengguna seolah membuka pintu rumahnya lebar dan mempersilahkan setiap pengunjung untuk hadir dan menikmati segala yang tertata rapi. Pengunjung berundangan maupun mereka yang datang tanpa nama.
Setiap kali sebuah tulisan, sekumpulan foto maupun sebaris status akan saya tampilkan, sungguh melalui sebuah proses yang tidak mudah. Saya tidak ingin dunia mengetahui apa yang saya rasa, terutama tidak ingin dunia tahu sebuah sisi negatif yang saya miliki. Saya tidak ingin dikenal sebagai seorang yang pemarah, sering mengeluh dan bahkan tukang pamer.
Kehidupan pribadi saya hanya untuk mereka yang mengenal saya secara mental dan fisik, dalam kehidupan nyata. Memahami setiap kalimat yang saya sampaikan tanpa melalui proses rasa maupun pikir. Mengerti setiap senyum dan airmata yang hadir mewarnai hidup saya.
Untuk mereka yang tidak mengerti saya, mungkin status yang seringkali saya hadirkan hanya berupa kalimat bodoh yang tidak penting. So be it. Saya toh tidak sedang membuat presentasi, tidak sedang mengetengahkan hidup saya ke hadapan khalayak ramai.
Atas dasar toleransi dan pertemanan, saya masih mempertahankan beberapa mereka yang lebih sering mengganggu dengan menghadirkan status negatif (keluhan, kemarahan, sumpah serapah) dan status yang terlalu ini itu.
Bangga dan pamer sungguh sangat tipis batasnya. Satu pernyataan akan membuat orang tergerak dan (mungkin) takjub, tapi berulang dan berulang, tentu akan membuat orang jengah.
Media sosial terlalu luas untuk saya menjadikannya pribadi. Penilaian sederhana untuk sebuah kehidupan.
Berpikiran terbukalah, berjiwa besarlah.
Karena dunia, sungguh tak berbatas dalam maya dan nyata.
Setiap kali sebuah tulisan, sekumpulan foto maupun sebaris status akan saya tampilkan, sungguh melalui sebuah proses yang tidak mudah. Saya tidak ingin dunia mengetahui apa yang saya rasa, terutama tidak ingin dunia tahu sebuah sisi negatif yang saya miliki. Saya tidak ingin dikenal sebagai seorang yang pemarah, sering mengeluh dan bahkan tukang pamer.
Kehidupan pribadi saya hanya untuk mereka yang mengenal saya secara mental dan fisik, dalam kehidupan nyata. Memahami setiap kalimat yang saya sampaikan tanpa melalui proses rasa maupun pikir. Mengerti setiap senyum dan airmata yang hadir mewarnai hidup saya.
Untuk mereka yang tidak mengerti saya, mungkin status yang seringkali saya hadirkan hanya berupa kalimat bodoh yang tidak penting. So be it. Saya toh tidak sedang membuat presentasi, tidak sedang mengetengahkan hidup saya ke hadapan khalayak ramai.
Atas dasar toleransi dan pertemanan, saya masih mempertahankan beberapa mereka yang lebih sering mengganggu dengan menghadirkan status negatif (keluhan, kemarahan, sumpah serapah) dan status yang terlalu ini itu.
Bangga dan pamer sungguh sangat tipis batasnya. Satu pernyataan akan membuat orang tergerak dan (mungkin) takjub, tapi berulang dan berulang, tentu akan membuat orang jengah.
Media sosial terlalu luas untuk saya menjadikannya pribadi. Penilaian sederhana untuk sebuah kehidupan.
Berpikiran terbukalah, berjiwa besarlah.
Karena dunia, sungguh tak berbatas dalam maya dan nyata.
Monday, January 3, 2011
where else...?
in a bright day, i'm thinking of rain
under the pouring rain,
i'm thinking of the sun and its ray of light
as my toes drowned under the soft sandy beach
my mind wandered
as my busy catching breath during the hike up the mountain
my heart whispered a name
a name
a face
a hand
a warmth body
whatever the season and the weather
i will be thinking of you
wherever the place and the reason
i will always be looking for you
questions ceased to exist
world stopped its track
cos i have you here
and that makes me stay, here
where else am i gonna go?
-quote from twilight, love the line!-
under the pouring rain,
i'm thinking of the sun and its ray of light
as my toes drowned under the soft sandy beach
my mind wandered
as my busy catching breath during the hike up the mountain
my heart whispered a name
a name
a face
a hand
a warmth body
whatever the season and the weather
i will be thinking of you
wherever the place and the reason
i will always be looking for you
questions ceased to exist
world stopped its track
cos i have you here
and that makes me stay, here
where else am i gonna go?
-quote from twilight, love the line!-
Saturday, January 1, 2011
1.1.11
Selamat pagi hari baru di tahun yang baru...
Pergantian tahun malam tadi dirayakan bersama mereka terkasih, ada tawa, bahagia, berlimpah doa dan rasa syukur.
Berterima kasih pada adanya mereka yang tinggal pada saat terburuk, tinggal pada saat kata yang terucap menyisakan perih di hati, tinggal pada saat hadirnya tampak semu dihidupku.
Berterima kasih pada mereka yang hadir walau kemudian pergi, menyisakan semburat warna yang memperkaya hidup dan hati.
Dan berterima kasih kepada Tuhan yang Maha Segala, atas setiap ada dan tiada, semua yang terjadi dan terhindarkan, atas rencana maha sempurna yang Kau cipta untuk ku.
Bagai pendar kembang api menerangi langit malam bersama berjuta warna, bersama ledakannya yang terkadang memekakkan telinga. Semoga hidup akan penuh warna, walau seringkali penuh kejutan.
Selamat mewujudkan cita dan cinta, bersama sejuta harap pada hari baru...
Selamat tahun baru 2011,
Semoga menjadi tahun yang lebih baik untuk segala kita.
Dan semoga kita menjadi segala yang lebih baik di tahun yang baru.
Pergantian tahun malam tadi dirayakan bersama mereka terkasih, ada tawa, bahagia, berlimpah doa dan rasa syukur.
Berterima kasih pada adanya mereka yang tinggal pada saat terburuk, tinggal pada saat kata yang terucap menyisakan perih di hati, tinggal pada saat hadirnya tampak semu dihidupku.
Berterima kasih pada mereka yang hadir walau kemudian pergi, menyisakan semburat warna yang memperkaya hidup dan hati.
Dan berterima kasih kepada Tuhan yang Maha Segala, atas setiap ada dan tiada, semua yang terjadi dan terhindarkan, atas rencana maha sempurna yang Kau cipta untuk ku.
Bagai pendar kembang api menerangi langit malam bersama berjuta warna, bersama ledakannya yang terkadang memekakkan telinga. Semoga hidup akan penuh warna, walau seringkali penuh kejutan.
Selamat mewujudkan cita dan cinta, bersama sejuta harap pada hari baru...
Selamat tahun baru 2011,
Semoga menjadi tahun yang lebih baik untuk segala kita.
Dan semoga kita menjadi segala yang lebih baik di tahun yang baru.
Subscribe to:
Posts (Atom)