Thursday, March 3, 2011

kunang-kunang

Tiba-tiba aku merindu kunang-kunang. Sungguh bersit pikiran yang tak lazim. Merindu kunang-kunang di terik siang.

Kadang ingatan begitu pemilih, menyisakan segala hal yang tidak kita duga terjadi dan tersimpannya. Dalam ku susuri lekuk misteri ingatan, berwarna dan kelabu, mencari pendar kuning kunang-kunang. Kemudian langkahku terhentak, diam henti.

Benarkah kunang-kunang berpendar kuning? Atau sekedar ilusi?
Jika benar pun berpendar kuning di malam hari, lalu sekarang, bagaimana harus ku cari.

Dalam lekukan sempit lorong ingatan, ku pandangi layar film berdurasi pendek. Sebuah taman luas di depan rumah, bersama kegelapan malam yang turun perlahan. Kemudian pendar cahaya kecil muncul, membungkam pekik tawa kanak-kanak bermain. Dan berpasang bola mata bening pun menatap bulat tak kedip. Takjub. Seolah bumi pun menahan nafas bersama setiap gerakan pendar kuning, naik turun.

Kilasan gambar lalu pun perlahan hilang pudar. Hingga hanya gelap terhampar.

Kemana mencari kini, kunang-kunang penjaga malam...

Senyum bodohku pun tersungging samar, atas sebuah suara mengucap kebun binatang.
Kebun binatang dan kunang-kunang...
Seperti sebuah rumus, ketika 1+1#2

2 comments:

rid said...

terakhir kali liat kunang2 itu beberapa tahun lalu waktu camping sama teman2.
sedih ya, anak2 jaman sekarang terutama yang di kota besar mungkin tidak akan tau lagi seperti apa kunang2 itu :(

apa kabar,dee.. sedang galau juga ya? hehehe

Dee said...

hahaha terjebak tren galau kyanya