Ketika sekat transparan itu begitu lekat hadir
Nafasku tercekat
Pandangku buram berairmata
Ketika kemudian hitungan demi hitungan bergerak
Naik, kemudian turun, diam tak bergerak
Memutih buku-buku jemariku
Berpegang erat satu dan lainnya
Haruskah kemudian segalanya bermula (kembali)
No comments:
Post a Comment