Mungkin benar yang dipercayai oleh kebanyakan orang, bahwa laki-laki dan perempuan tidak bisa hanya sekedar berteman dan bersahabat. Betapapun saya meyakini dan terbukti berhasil menjalaninya dengan beberapa teman laki-laki, setelah dilihat kembali, ternyata memang ada saja kejadian dimana pertemanan itu berubah arti dengan hadirnya sebuah perasaan lain dengan keinginan dan harapan yang berbeda.
Suatu hari lalu, setelah teman saya tidak lagi setia mendampingi dalam setiap peristiwa, seperti ada yang ganjil dalam hidup saya. Entah itu perasaan kehilangan karena ternyata saya telah jatuh cinta kepadanya, atau kehilangan sesuatu yang telah begitu terbiasa mendampingi hari-hari saya. Tetapi saya tahu, segalanya tidak akan lagi sama dengan kepergiannya. Rasa kosong begitu kuat mengguncang hati memandang sorot matanya di balik kaca pembatas ruang keberangkatan bandara.
Begitu banyak cerita yang mengangkat percintaan antara dua sahabat. Dengan beragam akhir, bahagia dan duka. Dan ternyata, disadari ataupun tidak, ada pihak yang ikut merasakan imbas dari proses jatuhcintanya sepasang manusia. Apapun hasilnya, ternyata sungguh tidak mudah berada di posisi tersebut.
Jatuhcinta berjuta rasanya.
Bagai hujan ditengah kemarau, bagai pelangi setelah hujan badai...
Tidak mudah rasanya menempatkan diri di hadapan seseorang yang sedang kasmaran. Apalagi mengetahui kalau si jatuhcinta hadir pada saat yang tidak tepat. Menjadi teman baik yang mendukung tentu tidak tepat, tetapi tidak mendukung juga sulit. Berat rasanya harus menghapus binar mata bahagia dan senyum malu-malu dari wajahnya. Perih rasanya melihat kesadaran yang terpancar dari wajahnya, untuk menahan mengatur rasa dan mengendalikan tatap serta ekspresi wajah.
Maaf kalau kemudian saya harus pergi. Saat gundah memenuhi hati, menyadari sebuah kenyataan dahsyat akan lahir dari sini. Segalanya tak kan lagi sama...
Sungguh saya menyayangi kalian...
1 comment:
Belajar dari pengalaman... ternyata, persahabatan seorang laki-laki dengan seorang perempuan bisa terbukti setelah salah satu/keduanya menikah.. kalau si sahabat bisa bersahabat juga dengan pasangan hidup sahabatnya, baru itu murni persahabatan.. ;-)
Post a Comment