Gemerlap Ramadhan telah usai, bersama keriuhan malam Takbiran, dan kesyahduan Hari Raya Idul Fitri. Ledakan petasan masih terdengar sesekali, takbir pun masih mengalun menggema susuri langit malam.
Dan aku duduk diam di sudut ruang, sendiri.
Ketika tetamu dan kerabat telah kembali pulang, ketika wajah-wajah mereka terkasih lelap tertidur. Kemudian hati terasa penuh, entah kata apa yang akan cukup mewakili rasa yang begitu membuncah memenuhi hati, menyesakkan.
Akankah masih ada Ramadhan untukku nanti? Akankah kebersamaan tahun ini berulang dengan lebih manis dan mengesankan pada Ramadhan tahun depan?
Tuhan, sungguh belum mampu ku bayangkan esok tanpa mereka, jadi ku mohon dengan sangat, biarkan keberadaan mereka disisiku untuk waktu yang masih akan lama.
Biarkan ku mampu untuk memberi segala yang telah mereka berikan, mampukan aku untuk menjaga mereka, menyayangi dan mengasihi mereka.
Ingatkan ku selalu untuk mampu bersabar dan berbesar hati, sebagaimana mereka tiada henti memberi segala.
Tuhan, sungguh betapa bibir ini sulit mengucap betapa aku menyayangi mereka dengan sungguh-sungguh. Mohon mampukan aku untuk bersimpuh di kaki mereka dan mengucap maaf, sebelum habis waktuku.
-dedicated to my dearest mimo + baps, I love you both, so very much-
No comments:
Post a Comment