Wednesday, July 21, 2010

sekali lagi tentang mukabuku

Dua hari belakangan, saya dihadapkan pada sebuah dilema yang penting ga penting. Dipicu oleh kejadian dimana seorang keponakan saya, anak perempuan berumur 8 tahun, meminta saya untuk berteman dengannya di mukabuku. Bagian itu masih belum terlalu membuat waspada, toh banyak keponakan lain yang sudah terdaftar di mukabuku saya. Tetapi beberapa hari setelahnya, keponakan saya ini mengikuti sebuah kuis, dimana pertanyaannya adalah, "sayangkah kamu pada..." titik-titik tersebut berisi nama saya, dan dia menjawab; "tidak tau".

Tentu saja dia tidak tau, karena seumur hidupnya, pertemuan dengan saya hanya terhitung kurang dari jumlah jari tangannya. Bukan kesedihan saat itu yang terpikir oleh saya, tapi kekhawatiran bahwa dia akan bingung melihat semua yang terpampang dengan bebas merdeka di halaman mukabuku saya. Status yang seringkali berupa ungkapan dan bukan sebuah fakta hitam-putih, foto dan komentar yang rasanya terlalu berat untuk dicerna oleh seorang anak berumur 8 tahun.

Kemudian saya pun menghentikan langkah, memikirkan cara terbaik untuk mengatasi dilema mukabuku dan keponakan.

Rasanya sudah berulangkali saya sampaikan bahwa mukabuku hanya untuk bersenang-senang, tidak boleh ada kemarahan, kesedihan, curhat apalagi cacimaki bernada serius. Membaca status mereka yang seringkali penuh keluhan, kemarahan dan segala hal negatif membuat jemari saya tergerak untuk menekan tombol 'remove'. Tolonglah, kehidupan yang terpampang dalam keseharian kita sudah cukup menguras tenaga, kenapa harus ditambah dengan merusak keceriaan mukabuku...? Untunglah si empunya mukabuku cukup kreatif dengan membuatkan pilihan 'hide' sehingga saya tidak perlu memicu pertanyaan ga penting sebagai akibat dari proses remove.

Mukabuka hanya untuk ajang sosialisasi, silaturahmi, menemukan mereka yang telah lama hilang, dan saling mengetahui kabar terbaru. Cakupannya terlalu luas menurut ukuran saya, ada teman bermain, teman sekolah, keluarga bahkan rekan kerja plus bos. Kalau kemudian beberapa dari pengguna mukabuku bermaksud untuk mempertontonkan segala hal, pilihan ada pada masing-masing pengguna, melihat ataupun membiarkannya disana. Berkomentar, diam-diam memantau bahkan mengirim pesan dalam inbox.

Seingat saya, waktu pertama kali mukabuku didengungkan, ada kalimat yang menyebutkan bahwa diharapkan pengguna berusia tidak kurang dari 13tahun (cmiiw). Tapi kemudian satu-persatu keponakan saya muncul disana. Karena memang tidak ada hal yang saya rasa perlu dikhawatirkan, saya pun duduk manis santai menikmati keseharian saya dengan mukabuku.

Sampai beberapa hari lalu...

Kemudian saya sibuk minta info bagaimana cara terbaik mengatasi kondisi tetap berteman dengan para keponakan tetapi juga bebas merdeka bermain di mukabuku. Dan senangnya saya menemukan teman-teman yang mengalami dilema yang sama dan memberi solusi yang mencerahkan.

Jadi, mohon maaf ya sepupuku tersayang, tapi tentunya ini demi kebaikan kita semua... *senyum manis*

No comments: