Selalu suka lagu ini, kapanpun dimanapun, rasanya selalu sama. Kemanapun kaki melangkah, hati akan selalu terasa hampa dalam pencarian tanpa ada kedekatan kepada Yang Maha Segala.
Literally, lost in space...
Karena cuma Tuhan yang akan selalu ada dan diam dalam kita, selalu dan selamanya.
Dia mendengar dan melihat segala rahasia yang tersembunyi dan kita tutup rapat bahkan dari nurani kita sendiri.
Selamat hari Jumat jelang dua hari libur, semoga damai hati selalu dalam setiap langkah.
You are my soul satellite
I'd be lost in space without You
L I F E is a wonder, a place full of surprises and magic... Count your blessing and be thankful
Friday, July 29, 2011
Thursday, July 28, 2011
End of Day
By the end of the day,
Most likely the one you hurt the most is the one who loves you...
By the end of the day,
The one you tried so hard to push away, are those who never leave your side...
By the end of the day,
It is you who decide,
Will they be the one watching your back as you turn away and leave,
Or will it be them sitting side by side with you watching the sunrise
Most likely the one you hurt the most is the one who loves you...
By the end of the day,
The one you tried so hard to push away, are those who never leave your side...
By the end of the day,
It is you who decide,
Will they be the one watching your back as you turn away and leave,
Or will it be them sitting side by side with you watching the sunrise
Friday, July 22, 2011
Dia yang Ketiga
Ketidak mampuanku untuk menerima, dan kegagalanku untuk memberi ruang akhirnya menepikanku. Semoga ini hanya karena pms menjemukan yang hadir tanpa pernah mengetuk pintu waktuku.
Tentu salah ruang pesan itu bukan tanpa alasan. Saat itu aku mengerti apa makna dingin hati, karena tiba-tiba aku berdiri di tengah kerumunan dan merasa sendiri, tersesat.
Ya, mungkin ini yang terbaik, karena rasaku belum mampu membutakan mata dan menulikan rasa dari segala yang hadir diantara kita.
Sungguh aku yakin ini bukan cemburu.
Telah berbaris rapi nama yang ku jaga sepenuh jiwa untuk mampu menutup mata. Jadi, aku tidak akan keberatan, sungguh mampu memahami. Dan belum ingin kembali.
Pertama kalinya, kamu menjadikanku dia yang ketiga. Dan duniaku pun berguncang gamang.
Tentu salah ruang pesan itu bukan tanpa alasan. Saat itu aku mengerti apa makna dingin hati, karena tiba-tiba aku berdiri di tengah kerumunan dan merasa sendiri, tersesat.
Ya, mungkin ini yang terbaik, karena rasaku belum mampu membutakan mata dan menulikan rasa dari segala yang hadir diantara kita.
Sungguh aku yakin ini bukan cemburu.
Telah berbaris rapi nama yang ku jaga sepenuh jiwa untuk mampu menutup mata. Jadi, aku tidak akan keberatan, sungguh mampu memahami. Dan belum ingin kembali.
Pertama kalinya, kamu menjadikanku dia yang ketiga. Dan duniaku pun berguncang gamang.
Thursday, July 21, 2011
5 Menit
Rasanya ada rahasia yang berusaha kamu simpan rapat. Rahasia yang entah bagaimana kamu pun tak sanggup melawan, terlebih menuruti nurani.
Dan sebagian hatiku semakin ingin menggenggam tanganmu, mengajakmu perlahan lalui gerbang besar yg menakutkan itu. Tak perlu jauh sampai ke tepi jalan raya, cukup sampai di teras mungil itu saja. 5 menit.
Aku berjanji takkan melepas tanganmu sedetikpun, aku akan diam berdiri di sebelahmu, mengajakmu berbicara, atau aku yang bercerita. Mana saja yang kamu suka pasti kulakukan.
Aku suka bagaimana jemariku seolah tenggelam dalam genggam jemarimu, hangat, nyaman, terlindungi. Kali ini biarkan jemariku yang alirkan segala rasa itu kepadamu, agar warna kembali menghias pias wajahmu dan pudar merah bibirmu.
Kamu tau, betapa segala yang tertulis itu benar.
Akan kulakukan apapun agar matamu tetap penuh bintang, akan kulangkahkan kakiku kemanapun adamu, akan kujajari langkah tegasmu arungi bumi, akan kugenggam jemarimu dalam hujan agar hangat hadir disana, sungguh, apapun akan sanggup kulakukan untukmu.
Untuk sebuah senyum tipis di bibirmu, untuk sedikit sentuhanmu di kulitku.
Betapa aku tersesat dalam segala adamu.
Menipis udara dalam relung paruku saat redup matamu tertunduk sembunyi dari dunia.
Nyeri di sekujur tubuh, kadang kupikir bahkan tulang rusukku pun retak, saat segalamu diam.
Sore ini, 5 menit bersamamu di teras itu membuatku nyaris meledak karena haru dan bahagia yang membuncah.
Aku pasti datang lagi, entah butuh berapa kali 5 menit untuk mengembalikan utuhmu pada dunia. Tapi aku belum akan henti dan menyerahkanmu pada sepi yang begitu nyaman menjaga segalamu.
Semoga 5 menit ini mampu menyalakan gelap relung hatimu. Dan kumohon kamu percaya bahwa segalanya akan benderang kembali, kalau saja kamu percaya dan membiarkan semesta bersekutu mewujudkannya dalam segala dunia.
Dan sebagian hatiku semakin ingin menggenggam tanganmu, mengajakmu perlahan lalui gerbang besar yg menakutkan itu. Tak perlu jauh sampai ke tepi jalan raya, cukup sampai di teras mungil itu saja. 5 menit.
Aku berjanji takkan melepas tanganmu sedetikpun, aku akan diam berdiri di sebelahmu, mengajakmu berbicara, atau aku yang bercerita. Mana saja yang kamu suka pasti kulakukan.
Aku suka bagaimana jemariku seolah tenggelam dalam genggam jemarimu, hangat, nyaman, terlindungi. Kali ini biarkan jemariku yang alirkan segala rasa itu kepadamu, agar warna kembali menghias pias wajahmu dan pudar merah bibirmu.
Kamu tau, betapa segala yang tertulis itu benar.
Akan kulakukan apapun agar matamu tetap penuh bintang, akan kulangkahkan kakiku kemanapun adamu, akan kujajari langkah tegasmu arungi bumi, akan kugenggam jemarimu dalam hujan agar hangat hadir disana, sungguh, apapun akan sanggup kulakukan untukmu.
Untuk sebuah senyum tipis di bibirmu, untuk sedikit sentuhanmu di kulitku.
Betapa aku tersesat dalam segala adamu.
Menipis udara dalam relung paruku saat redup matamu tertunduk sembunyi dari dunia.
Nyeri di sekujur tubuh, kadang kupikir bahkan tulang rusukku pun retak, saat segalamu diam.
Sore ini, 5 menit bersamamu di teras itu membuatku nyaris meledak karena haru dan bahagia yang membuncah.
Aku pasti datang lagi, entah butuh berapa kali 5 menit untuk mengembalikan utuhmu pada dunia. Tapi aku belum akan henti dan menyerahkanmu pada sepi yang begitu nyaman menjaga segalamu.
Semoga 5 menit ini mampu menyalakan gelap relung hatimu. Dan kumohon kamu percaya bahwa segalanya akan benderang kembali, kalau saja kamu percaya dan membiarkan semesta bersekutu mewujudkannya dalam segala dunia.
Tuesday, July 19, 2011
Monday, July 18, 2011
Maaf
Dan kamu pun menepikanku, bersama sebagian hidup dan dunia, diam, sepi.
Melihatmu ada dan memberi batas, entah harus darimana lagi ku mulai segala yang dengan sengaja telah ku tebas dengan tajam kata, hingga luka berdarah tak terbalut.
Maaf pun tak lagi cukup, setelah garis merah berulang ku terjang tanpa ampun.
Semoga waktu masih akan bermurah hati memberi maaf, membuka hatimu dan mengembalikan sebagian jiwaku yang kau bawa pergi.
...missing my hippy_cio...
Melihatmu ada dan memberi batas, entah harus darimana lagi ku mulai segala yang dengan sengaja telah ku tebas dengan tajam kata, hingga luka berdarah tak terbalut.
Maaf pun tak lagi cukup, setelah garis merah berulang ku terjang tanpa ampun.
Semoga waktu masih akan bermurah hati memberi maaf, membuka hatimu dan mengembalikan sebagian jiwaku yang kau bawa pergi.
...missing my hippy_cio...
Sunday, July 17, 2011
...
Kepada langit kutitipkan segenap rasa yang memenuhi hati. Segalanya masih tentang kamu, yang hadir separuh purnama. Yang bergegas pergi bahkan ketika kopiku masih mengepul dan karenanya baru sedikit kusesap.
Entah matahari, bulan, hujan dan bintangkah yang telah bergunjing di belakangku, untuk sepakat menyiasati waktu, hingga hanya separuh purnama yang kupunya.
Betapa pagi adalah harapan dan ilusi yang berbatas setipis kabut. Kepadanya berbisik harap, untuk segera hadir menemukan wajahmu di semburat mentari, dan untuk pergi menjauh ketika wajahmu pun tiada lagi ada.
Entah matahari, bulan, hujan dan bintangkah yang telah bergunjing di belakangku, untuk sepakat menyiasati waktu, hingga hanya separuh purnama yang kupunya.
Betapa pagi adalah harapan dan ilusi yang berbatas setipis kabut. Kepadanya berbisik harap, untuk segera hadir menemukan wajahmu di semburat mentari, dan untuk pergi menjauh ketika wajahmu pun tiada lagi ada.
Friday, July 15, 2011
Tuesday, July 12, 2011
Kopi dan Teh Leci
Pejam mataku usai sudah, bahkan ketika embun masih menggantung di pucuk dedaunan, pun ketika kokok ayam belum terdengar. Segalamu bergelimang dalam inderaku, rasa harum sentuh wujud bisik.
Dalam suatu masa, kamu hadir dalam setiap waktuku, menggenggam tanganku dan bahkan gerutumu ceriakan hati dalam kenakalan kecil yang kerap kulakukan.
Cerita kita bahkan telah punya lembaran akhir sebelum segalanya sempat ditulis. Tapi segalanya pun tetap bermula, mengalir dalam bergelas kopi di setiap pagiku dan bergelas teh leci di setiap petangmu.
Buku kita belum akan naik cetak, walaupun sudah duduk manis di meja editor. Cerita tentang kopi dan teh leci, di suatu hari lalu. Siapa yang akan tahu kalau akan ada cerita tentang kopi dan teh leci, lagi, di suatu hari kemudian.
Dalam suatu masa, kamu hadir dalam setiap waktuku, menggenggam tanganku dan bahkan gerutumu ceriakan hati dalam kenakalan kecil yang kerap kulakukan.
Cerita kita bahkan telah punya lembaran akhir sebelum segalanya sempat ditulis. Tapi segalanya pun tetap bermula, mengalir dalam bergelas kopi di setiap pagiku dan bergelas teh leci di setiap petangmu.
Buku kita belum akan naik cetak, walaupun sudah duduk manis di meja editor. Cerita tentang kopi dan teh leci, di suatu hari lalu. Siapa yang akan tahu kalau akan ada cerita tentang kopi dan teh leci, lagi, di suatu hari kemudian.
Friday, July 8, 2011
This one is for you only
Dear You,
Please do understand that life is not about theory all the time. That life always comes with options, completed with risk and reward. There is never a no option situation. Stay is also an option, along with 'deal with it' risk. Leave would be very much an option itself, no need to explain things further on this part.
There are things I've done in life which I am not proud of. The mistakes, the wrong options, the heartbroken, the ignorance and all the flaw which made me who I am now.
Life will never be perfect, you have to make the best of what you have. It is the only way.
Don't hate life, or whatever you have in life. It will not take you anywhere with rain, rainbows or beautiful places.
Make peace, then life will be just fine. Forgive yourself, for we are only human, who is normally made mistakes.
With love,
Me
Please do understand that life is not about theory all the time. That life always comes with options, completed with risk and reward. There is never a no option situation. Stay is also an option, along with 'deal with it' risk. Leave would be very much an option itself, no need to explain things further on this part.
There are things I've done in life which I am not proud of. The mistakes, the wrong options, the heartbroken, the ignorance and all the flaw which made me who I am now.
Life will never be perfect, you have to make the best of what you have. It is the only way.
Don't hate life, or whatever you have in life. It will not take you anywhere with rain, rainbows or beautiful places.
Make peace, then life will be just fine. Forgive yourself, for we are only human, who is normally made mistakes.
With love,
Me
Thursday, July 7, 2011
Kepada Bulan Seperempat
Biarkan aku merindu
Malam ini saja
Kepada bulan seperempat yang hadir selurus tengadah
Biar kulihat adamu di pelupuk
Biarkan aku merindu
Segala kata, setiap ada
Sungguh kepadamu ku biarkan rindu mengalir
Menyesap hangat dalam setiap relung
Tinggal dalam buliran air sekujur tubuh
Biarkan aku merindu
Malam ini saja
Kepada bulan seperempat yang hadir selurus tengadah
Biar kulihat adamu di pelupuk
Malam ini saja
Kepada bulan seperempat yang hadir selurus tengadah
Biar kulihat adamu di pelupuk
Biarkan aku merindu
Segala kata, setiap ada
Sungguh kepadamu ku biarkan rindu mengalir
Menyesap hangat dalam setiap relung
Tinggal dalam buliran air sekujur tubuh
Biarkan aku merindu
Malam ini saja
Kepada bulan seperempat yang hadir selurus tengadah
Biar kulihat adamu di pelupuk
Tuesday, July 5, 2011
Hening
sungguh seolah telingaku berdengung
tanpa sapa, tanpa senyum tersipu
bahkan detak jantungku sendiri pun terasa memekakkan
kemudian hening
satu hening panjang tanpa jeda
dan kemudian hening
bersama hela nafas panjang sesekali
dan
hening
tanpa sapa, tanpa senyum tersipu
bahkan detak jantungku sendiri pun terasa memekakkan
kemudian hening
satu hening panjang tanpa jeda
dan kemudian hening
bersama hela nafas panjang sesekali
dan
hening
Monday, July 4, 2011
As I will...
If being numb is what I need to be, to be with you
Would you have me?
If being cold and have no feeling is what you want, to be with you
Would you really care?
If being me with all this feelings and expectations, to be with you
Would you still shut me off?
If my being turned head over heels for you, bothered you so much
Would you be angry and look away?
This is me, standing in front of you
Take me, for what I am
As I will, take you, for what you are
Would you have me?
If being cold and have no feeling is what you want, to be with you
Would you really care?
If being me with all this feelings and expectations, to be with you
Would you still shut me off?
If my being turned head over heels for you, bothered you so much
Would you be angry and look away?
This is me, standing in front of you
Take me, for what I am
As I will, take you, for what you are
You Got Me
You got me
At that very precise unbreakable line
A special friend, but not a very special one
Case closed
At that very precise unbreakable line
A special friend, but not a very special one
Case closed
Shadows
You don't win fighting shadows
The wall you've built been too high, too strong
Left no doors nor windows for anyone to enter
Eternal solitude
My wings have died trying
Against the wind, the rain and storm
Search through every corner and every turn
For a split second, a moment to be with you
Yet you held yourself still
Not wanting me nearer, or closer
What stands among us,
Is a wall too high
A river too deep
A shadow too dark
One i can not beat, ever
The wall you've built been too high, too strong
Left no doors nor windows for anyone to enter
Eternal solitude
My wings have died trying
Against the wind, the rain and storm
Search through every corner and every turn
For a split second, a moment to be with you
Yet you held yourself still
Not wanting me nearer, or closer
What stands among us,
Is a wall too high
A river too deep
A shadow too dark
One i can not beat, ever
Saturday, July 2, 2011
Rahasia semesta biar menjadi rahasia...
Rahasia semesta biar menjadi rahasia...
Bisikan hatiku mengajak beranjak, dari suatu senja cantik di sudut kota. Berteman secangkir kopi susu yang manisnya membuat lidahku menyapu bibir. Sungguh aku bukan perempuan yang dengan sengaja betah diam duduk sendiri dan berpikir, menyambungkan dan menyempurnakan kepingan puzzle yang terserak di hamparan benak. Tapi entah kenapa sore ini kakiku melangkah ke sudut kafe yang separuh pengunjungnya adalah orang asing. Pikiranku melayang, dari satu meja ke meja lain. Gelak tawa membahana, senyum simpul dan tatap penuh arti tampak memenuhi suasana kafe.
Dan aku duduk disini, sendiri. Tanpa buku maupun perangkat elektronik.
Kenapa?
Hanya kata itu yang terngiang di benak, timbul tenggelam dalam keriuhan kafe. Wajah yang sama ada tiada dalam pandang, berganti dengan wajah dalam nyata disekitarku.
Katanya, kebetulan itu tidak ada, segala sesuatu sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa dengan sempurna dan penuh maksud. Walau kita para pelaku seringkali pusing tujuh keliling, tidak mampu memaknai dan menghargai apapun yang disodorkan semesta ke hadapan.
Pusing tujuh keliling tidak sedang ku alami, perasaanku sedang datar, dingin. Entah bagaimana seharusnya rasa itu hadir dalam kekinian yang ada. Haruskah aku bersorak, berdiam dan menikmati, ataukah pergi. Segalanya semakin terasa abstrak, bagai hidup dalam gelembung sabun yang bias warna warni dalam terpa sinar. Ringkih, pecah tanpa sisa.
Dalam banyak kali, betapa pikirku menyeru pergi. Dalam banyak kali yang samapun suara kecil di hatiku menyeru pergi. Tetapi aku diam, tinggal dalam sajian warna warni semu. Entah untuk berapa lama lagi.
Bagai tercabik setiap kali, perjalanan kali ini bukan lagi sekedar terjun bebas maupun rollercoaster, aku kehilangan pembanding. Langkah majuku seakan melayang, terbang diantara langit dan bumi, jauh dari pijakan, tak kunjung tiba di angkasa.
Sungguh, aku lelah.
Tertatih langkahku sudah, bersama nafas yang semakin tipis dan satu-satu, dalam ngilu sekujur tubuh.
Apalah artinya rahasia, bila kebetulan pun tiada makna?
Bisikan hatiku mengajak beranjak, dari suatu senja cantik di sudut kota. Berteman secangkir kopi susu yang manisnya membuat lidahku menyapu bibir. Sungguh aku bukan perempuan yang dengan sengaja betah diam duduk sendiri dan berpikir, menyambungkan dan menyempurnakan kepingan puzzle yang terserak di hamparan benak. Tapi entah kenapa sore ini kakiku melangkah ke sudut kafe yang separuh pengunjungnya adalah orang asing. Pikiranku melayang, dari satu meja ke meja lain. Gelak tawa membahana, senyum simpul dan tatap penuh arti tampak memenuhi suasana kafe.
Dan aku duduk disini, sendiri. Tanpa buku maupun perangkat elektronik.
Kenapa?
Hanya kata itu yang terngiang di benak, timbul tenggelam dalam keriuhan kafe. Wajah yang sama ada tiada dalam pandang, berganti dengan wajah dalam nyata disekitarku.
Katanya, kebetulan itu tidak ada, segala sesuatu sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa dengan sempurna dan penuh maksud. Walau kita para pelaku seringkali pusing tujuh keliling, tidak mampu memaknai dan menghargai apapun yang disodorkan semesta ke hadapan.
Pusing tujuh keliling tidak sedang ku alami, perasaanku sedang datar, dingin. Entah bagaimana seharusnya rasa itu hadir dalam kekinian yang ada. Haruskah aku bersorak, berdiam dan menikmati, ataukah pergi. Segalanya semakin terasa abstrak, bagai hidup dalam gelembung sabun yang bias warna warni dalam terpa sinar. Ringkih, pecah tanpa sisa.
Dalam banyak kali, betapa pikirku menyeru pergi. Dalam banyak kali yang samapun suara kecil di hatiku menyeru pergi. Tetapi aku diam, tinggal dalam sajian warna warni semu. Entah untuk berapa lama lagi.
Bagai tercabik setiap kali, perjalanan kali ini bukan lagi sekedar terjun bebas maupun rollercoaster, aku kehilangan pembanding. Langkah majuku seakan melayang, terbang diantara langit dan bumi, jauh dari pijakan, tak kunjung tiba di angkasa.
Sungguh, aku lelah.
Tertatih langkahku sudah, bersama nafas yang semakin tipis dan satu-satu, dalam ngilu sekujur tubuh.
Apalah artinya rahasia, bila kebetulan pun tiada makna?
Subscribe to:
Posts (Atom)