maaf, pagi ini saya akan mengeluarkan sampah di kepala dan hati yg sudah sedemikian menumpuk dan tidak bisa lagi dikirim untuk proses daur ulang ke bagian lain dari tubuh. jantung saya berdetak kuat, terasa berdentam seiring kemarahan yg tertahan di ujung lidah, siap menyemburkan emosi yg belakangan menghantam tanpa jeda.
whooosaaahhh...
berulang kali menarik napas panjang untuk menghalau emosi
kenapa ya, sulit sekali bagi seseorang untuk bisa menghargai orang lain?
kita kan gakan pernah tau kapan kita akan ada di bawah dan menadahkan tangan meminta bantuan atau belaskasih orang lain...
entah apakah karena kehidupan telah mengajarkan kita demikian keras, sehingga metode mempertahankan diri (baca: defense mechanism) lebih umum diterapkan, sehingga manusia cenderung menutup hati dan bersikap arogan/dingin.
kata maaf, permisi, tolong dan nada ramah sudah jd benda abstrak termahal abad ini...
sulit memang melapangkan hati dan menerima segalanya dengan ikhlas, tp sungguh, rasanya belakangan sikap itu harus lebih sering dan lebih kuat saya pupuk. toh saya jg jauh dr manusia baik yg sempurna, dan banyak melakukan kesombongan dan kelalaian di masa lalu...
indikator saya yg paling sederhana adalah, bisa tdr nyenyak di malam hari, tanpa dihantui penyesalan dan rasa bersalah....
satu kli lg, whooosaaahhh... biarkan energi negatif mengalir bersama hembusan nafas
No comments:
Post a Comment