Tuesday, December 28, 2010

Aku mau melihat dunia!

Mereka bilang, semakin tinggi pohon, hantaman angin akan semakin kuat. Tentunya aku, masihlah jauh dari ketinggian. Jemariku masih mampu menggapai bumi tanpa menundukkan badan. Pijak kakiku masih berjejak pada tanah basah.

Liukan pohon terasa menggoda, memanggilku untuk hadir dan menari bersama. Pandang raguku tak sejalan dengan desiran darah yang memompa jantung, berdentum kuat. Suara kecil dalam benak berbisik pelan, "Kamu lihat betapa kokoh batang pohon itu? Lihat betapa tinggi menyongsong langit? Tentu dari sana kamu akan dapat melihat dunia, ya dunia...".

Melihat dunia...

Kaki kecilku bergegas pergi, bersama seru nyaringku, "Aku mau melihat dunia!".

Ku dongakkan kepala memandang langit, seolah otak kecilku mampu mengukur ketinggian pohon besar berumur (mungkin) ratusan tahun. Lengan kananku terjulur, menggapai dahan terendah dan perlahan meniti jalanku menuju langit.

Berulang kali aku terduduk putus asa, karena hilang napas dan terjatuh. Goresan merah mulai nampak di sekujur tubuh, beberapa nampak mengeluarkan darah. Perih.

Ku bayangkan lagi pemandangan itu, dunia. Ada laut, gunung, danau, candi, gedung bertingkat, jembatan... Semangatku pun bangkit. Ku sibakkan dedaunan yang menghalangi langkah, ku pijak lengan-lengan kokoh pohon, terus naik dan naik lebih tinggi. Beberapa sarang burung membuatku menghentikan langkah, melongok sejenak dalam rumah kecil dan menikmati panggilan anak-anak burung kepada induknya.

Semakin tinggi, lengan-lengan pohon tempatku berpijak semakin kecil dan tampak ringkih. Sekali lagi ku tengadahkan wajah, mengukur langkah.

Dan kemudian disinilah aku.
Di dahan tertinggi pohon dan melihat dunia.

Rasa bangga dan takjub hadir bagai air bah, menerobos deras, meluruhkan dua aliran sungai kecil dipipi.

Tuhan,
Sungguh aku mengerti nikmat melihat dunia
Sungguh aku mengerti betapa banyak darah tertumpah dan airmata menetes demi sebuah dunia yang di damba
Dan pada akhirnya pun mengerti jika kemudian, banyak mereka lupa

Dunia membuat mereka lupa

Tuhan,
Seandainya memang Kau ijinkan ku melihat dunia
Tolong jaga hatiku untuk tetap mampu memijak bumi

Dan Tuhan,
Sungguh
Terima kasih, terima kasih banyak

Dan perlahan, aku melangkah turun. Menggenggam dunia dalam hatiku.

No comments: