Banyak hal yang seringkali lebih baik tidak diungkapkan. Untuk apa?
Pemuasan emosi sesaat yang kemudian hari mungkin kita sesali...?
Sekedar menunjukkan pendapat kita agar tampak punya harga diri dan tidak bodoh...?
Sejuta alasan akan mampu hadir sebagai pembenaran.
Tapi kali ini (seperti berulang kali sebelumnya), atas nama persahabatan, saya tidak akan berkomentar. Cukup untuk mengetahui pandangan seseorang akan hidup pada umumnya, dan pada saya secara lebih khusus.
Sungguh, hidup kita tidak selalu benar. Akan selalu ada pihak yang mendorong wajah kita untuk tampil dipermukaan sekedar untuk menyembunyikan wajahnya. Mentertawakan luka dan hidup orang lain tentu saja jauh lebih mudah daripada mentertawakan diri sendiri.
Saya telah belajar untuk mampu mentertawakan kebodohan, kemarahan dan kesalahan yang hadir mewarnai hidup saya. Manusia boleh melakukan kesalahan dan terbentur kegagalan, karena manusia tidak diciptakan sempurna. Tetapi adalah membuang kehidupan untuk melakukan kesalahan dan kebodohan berulang, karena manusia memiliki berkah kepandaian dan kemampuan untuk belajar.
Kalau kemudian banyak orang yang menjadi lebih dari orang lain, nikmatilah. Karena akan ada banyak orang lain yang entah apapun alasannya, menganggap hidup kita tetap lebih baik daripada dirinya. Biarkan saja, tidak rugi membuat orang lain hidup dalam kebahagiaan yang diciptakannya sendiri di atas sebuah angan dan khayal, maupun nyata yang terhampar dalam dimensi yang beragam.
Kenikmatan dan kelebihan bukan alat penawar dendam teman.
Mereka hadir sebagai nikmat, agar rasa syukur dan pemahaman lebih luas hadir dalam hati. Untuk kemudian membijaksanakan hati dan mendewasakan langkah.
Dunia berputar, dan tidak satupun ciptaan adalah abadi.
No comments:
Post a Comment