Memang ga pernah mudah untuk menyatukan beberapa kepribadian dan gakan selalu mulus tanpa goncangan. Beberapa teman berhasil saya gabung dan cocok hidup damai aman sentosa sampe hari ini, tp ada beberapa yg tereliminasi dan ga bisa dibarengin lagi.
Bukan soal pilih2 teman, tp memang butuh chemistry dan klik untuk bisa temenan lama dan langgeng. Perbedaan pola pikir dan sifat pastinya jd faktor penentu yg cukup kuat.
Seringkali kita dihadapkan pada kondisi dimana kemampuan bertoleransi dan memahami harus prima dan maksimal. Rasanya, saya pun bukan orang yg mudah. Dan pastinya ga semua orang akan bisa menerima keberadaan saya dengan tanpa keluhan. Segala sesuatu kan selalu berupa proses, kebesaran hati selalu dibutuhkan untuk menghadapi setiap kejadian dalam hidup.
Kesan pertama seringkali memegang peranan penting untuk memulai suatu hubungan. Jabatan tangan, sorot mata, senyum dan aura yg terpancar bener2 ga bisa membohongi mata hati. Tp jg jgn sampe kita terlalu cepat menilai dan langsung ketok palu tanpa mengetahui lebih lanjut. Belum apa2 sudah menilai ga cocok dan ngasih stempel bintang/bulan/matahari. Kemasan yg tidak sedap dipandang ga selalu ga enak rasanya, demikian pun sebaliknya, kemasan cantik ga selalu lezat rasanya.
Pernah beberapa tahun lalu, saya terkondisi untuk berteman dengan seseorang. Hidup saya nyaris 24jam bersamanya, karena selain teman kerja, dia ini pun teman serumah. Kepribadian kami berbeda, kalau tidak mau disebut bertolakbelakang. Tp seiring berjalannya waktu, saya belajar memahami segala sifat dan kelakuannya, walaupun tidak jarang rasa marah nyaris ga bisa saya kendalikan. Kalau sdh begitu biasanya kami hanya bertegur sapa seperlunya, sambil masing2 menata hati dan mengendalikan perasaan. Periode sejuta kali 24jam bersama ini menghasilkan sebuah ikatan pertemanan yg mungkin tidak bisa dipahami orang lain. Terus terang, saya bukan orang kesayangannya dan demikian pun sebaliknya. Tp sampai saat ini, dia termasuk mereka yg berada tidak jauh dr kehidupan saya.
Banyak orang singgah dalam hidup saya, dan banyak teman2 baik yg seringkali tersingkir secara sadar atas kemalasan saya menjaga tali silaturahmi dan alasan2 remeh lainnya.
Semoga kemalasan dan segala alasan itu segera hilang dan saya berhasil jd teman baik untuk mereka yg tinggal, menjadi teman baru yg baik bagi mereka yg hadir dan mereka yg singgah.
Pada akhir hari, merekalah yg akan duduk disebelah kita menatap langit biru, nyaman walau tanpa kata2 karena keberadaan itu sudah menjadi hal yg melebihi percakapan ringan penawar hati...
...untuk mereka semua yg singgah dan mereka yg menetap dlm khidupanku...
1 comment:
hehe..aku pun merasa bukan orang yg mudah dimengerti * dan teman2ku kadang mengeluhkan itu,terlalu cuek dan menjaga jarak katanya,hehe..*
cuma punya teman dekat yg bisa dihitung dengan sepuluh jari dan yang lain itu hanya seperti sekedar melintas lewat...
[ini baik ato nggak sih sebenarnya??,hmm...tauk deh :)]
Post a Comment